2024-11-26 18:04:30
Dewasa dan Mandiri dengan Bersekolah, Mungkinkah?
Sejak kita kecil, kita sudah dikenalkan dengan apa itu sekolah. Orang tua kita ingin kita bisa bersekolah, lulus sekolah dan universitas, hingga berhasil. Di sekolah, kita tidak belajar menjadi tukang sulap dan guru juga bukanlah tukang sulap. Artinya, sekolah bukanlah tempat untuk menyulap anak yang malas menjadi rajin, bodoh menjadi cerdas. Buku yang akan saya resensi ini mengulas tentang menjadi pribadi dewasa dan mandiri. Ada harapan bahwa dengan bersekolah kita bisa berproses menjadi orang dewasa dan mandiri.
Perubahan zaman terjadi begitu cepat. Usaha modernisasi dapat terlihat dari seorang yang ingin menyesuaikan diri dengan apa yang lazim berlaku. Inilah yang disebut sebagai sikap konformisme. Sekarang orang ingin dianggap modern dengan segala tampilan terbarunya. Apakah ini berpengaruh ke perilaku kaum muda? Konformisme ini akan mematikan identitas diri. Kalau hanya ikut-ikutan, maka sebagai akibatnya ia akan menjadi orang dewasa yang tidak bertanggung jawab dan tidak berinisiatif. Meskipun kaum muda mengikuti gaya hidup modern, mereka bisa menjadi konservatif (sikap yang mengikuti tradisi atau kebiasaan) dan sikap mapan. Apa saja yang menyimpang dari jalan yang sedang ditempuh dialaminya sebagai ancaman.
SMA (SLTA) adalah ruang dan waktu bagi kaum muda belajar menjadi pribadi yang mandiri. “Manusia mandiri ideal: Ia tahu akan keunggulan serta kelemahannya dan menerima baik keunggulan dan kelemahan itu. Ia tidak dihinggapi oleh kerendahan hati palsu, karena ia sadar akan bangga atas kepribadiannya yang berharga dan penting juga bagi sesama. Ia mempergunakan kemampuannya secara penuh. Ia pantang mundur kendati ada kekurangan padanya. Ia menerima dirinya sendiri maupun orang lain seperti apa adanya. Ia tak berkelit menghadapi kenyataan. Sebaliknya, ia berani to face the fact, beradu dada dengan kenyataan.” Kaum muda harus mengalami dirinya dibentuk menjadi orang yang matang. Menurutnya, SMA harus sungguh-sungguh diperuntukkan hanya bagi mereka yang kemampuan belajarnya kuat.
Sekolah diharapkan dapat membantu orang tua memandirikan anak mereka. Sebabnya ialah karena segala ikhtiar sekolah akan percuma saja apabila pendidik utama, yakni keluarga tidak meletakkan dasar dan setelah itu menjadi arsitek utama pembentukan pribadi mereka. Anak tidak dapat belajar bila ia tidak merasa kerasan di sekolah. Merasa kerasan berarti merasa aman, bebas berkembang sesuai dengan kemampuannya ditantang dan dituntut sebagai manusia muda, tidak sebagai manusia tua yang masih berumur muda. Berusaha menciptakan keadaan sedemikian rupa hingga anak merasa aman adalah tugas yang harus diemban setiap pendidik, entah orang tua, entah guru di sekolah, dari awal sampai akhir. Bebas berarti tidak liar. Mereka harus diberi kebebasan berkembang. Berkembang berarti ada aturan permainan-permainan yang relevan demi permainan. Apabila aturan permaian yang fair dan sportif, pasti akan diterima betapa keras dan sanksinya kalau dilanggar. Aturan adalah sesuatu yang akan dialami sebagai aturan yang perlu supaya dapat menjadi orang dewasa.
Kelebihan, Kekurangan Buku, dan Rekomendasi
Berbicara kelebihan buku ini, buku ini termasuk buku yang tipis tetapi penjelasannya lugas, kritis dan reflektif. Buku ini tidak sededar menawarkan solusi jawaban atas permasalahan pendidikan tetapi meendorong kita untuk mencari dan menemukan kebenaran dengan cara kita. Bicara soal kompleksitas pendidikan dari hal-hal yang rutin dan sederhana. Salah satunya adalah background penulis buku ini. Buku ini ditulis oleh Romo Drost SJ yang berlatar belakang seorang rohaniwan Katolik dan pernah menjadi rektor Universitas Sanata Dharma dan SMA Kanisius Jakarta. Tidak bisa dipungkiri, beliau menjelaskan tidak hanya sebatas teori, tetapi berdasarkan pengalaman dan olah refleksi sebagai pendidik bahkan inspirator pendidikan.
Untuk kekurangan buku ini, lebih pada penjelasan dalam buku ini menggunakan logika berpikir yang tidak sederhana. Sebenarnya, buku ini sangat baik dibaca oleh banyak pelajar. Jika memang ditujukkan untuk para pelajar, buku ini perlu ditambahkan gambar-gambar ilustratif yang lucu dan menyegarkan pikiran. Buku lainnya yang saya rekomendasikan tentang pendidikan dan dunia anak muda adalah buku yang berjudul ‘Kecil Bahagia, Muda Foya-Foya, Tua Kaya Raya, Mati Masuk Surga’. Dari judulnya sudah membuat kita bertanya-tanya. Dan, buku ini adalah sharing tulus dari anak-anak tentang pengalaman mereka belajar dan bergaul di sekolah dan diajar oleh guru mereka.
Mengalami masa muda itu tak hanya menyenangkan, tetapi sekaligus kita mulai belajar menjadi manusia dewasa. Dan akan terus sepanjang hidup ini, kita belajar untuk menjadi manusia yang sesungguhnya.