2024-10-31 14:39:02
Home Stay_Keindahan Desa Gantang dan Perjuangan Warganya
Pada tanggal 11-14 Juli, kami yang bersekolah di SMA Santo Bernardus di kelas 10 dan 11 mengikuti kegiatan homestay di desa Gantang, Magelang. Di hari pertama: kami semua berkumpul di gereja Santo Petrus pada jam 08.00 melakukan doa dan berangkat sekitar jam 9. Kami melakukan perjalanan sekitar 4-5 jam dan sampai di tempat ibadah di sana. Tempatnya sejuk, luas, indah dan berada di dataran tinggi. Setelah kami berkumpul, kami diminta untuk tinggal di tempat warga disana. Saat itu, teman sekamarku adalah Shallova dan Ivory. Rumah yang kami tempati yaitu rumah bapak Markus dengan istri dan anaknya yaitu Ibu Win. Di hari pertama hingga hari ketiga kami tidak diminta untuk melakukan kegiatan berat oleh orang tua asuh kami. Namun aku mencoba untuk ikut melihat dan mencoba sedikit membantu saat diladang mereka. Perjalanan dari rumah hingga ladangnya sangat curam untukku, kita harus turun dan naik keatas. Hal ini membuatku tersadar bahwa berkebun di daerah pegunungan memiliki resiko yang sangat besar.
Di desa Gantang aku juga banyak mengumpulkan memori bersama teman-teman. Kita mengobrol, berjalan bersama, bermain bersama dan masih banyak lagi. Warga di sana juga tidak kalah ramah, ketika kita bepapasan dengan ramah warganya akan tersenyum atau pun menyapa kembali. Mata pencaharian mereka yaitu berladang juga ada yang menjadi peternak sapi atau pun kambing. Biasanya mereka akan memberi makan para sapi dan kambingnya dari rumput-rumput liar di ladang mereka namun rumput-rumput itu tidak dibawa dengan mudah. Ada yang harus mengangkat banyak sekali potongan rumput di bahu bahkan hingga yang tua sekalipun harus mengangkatnya sambil berjalan kaki dari arah bawah perbukitan hingga ke atas desa. Meskipun kehidupan di sana memanglah tentram dan bersih namun mereka tetap memiliki banyak kesulitan, seperti gagal panen, rendahnya harga jual sayuran atau pun pendidikan yang sulit untuk dicapai.
ditulis oleh Shereen Nathania Faustine